Pengertian Langage, Langue, dan Parole
Istilah struktur memang
seringkali dikaitkan dengan sistem. Seringkali pula dikatakan bahwa struktur
dan sistem seperti dua sisi sebuah mata uang.Maka itu, dalam memahami
strukturalisme, sistem/langue dan struktur/parole harus
dipahami benar agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan analisis yang
menggunakan teori strukturalisme.Dengan memahami struktur dan sistem
serta langue dan parole, maka dapat
mengkaji dengan lebih baik gejala adopsi unsur budaya.
Trio langage-langue-parole digunakan Saussure untuk menegaskan objek linguistik. Fenomena bahasa secara umum disebutnya langage, sedangkan langue dan parole merupakan bagian darilangage. Parole adalah manifestasi individu dengan bahasa yang mengindividukan makna; sedangkan langue adalah langage dikurangi parole, yakni bahasa dalam proses sosial. Saussure dalam hal ini lebih menitikberatkan studi linguistik pada langue. (Saussure, 1988:75)
Pandangan ini juga dikuatkan oleh
Robins, dalam konseptualisasi antitesis Saussure; langue “struktur
leksikal, gramatikal dan fonologis” bahasa yang tertanam dalam pikiran atau
otak penutur bahasa; langue adalah hasil kolektif masyarakat bahasa dan
digambarkan sebagai kesatuan di luar individu dan parole “apa
yang sebenarnya diucapkan" oleh penutur bahasa. (Robins, 1989: 45).
Akan tetapi sedikit berbeda dengan konseptualisasi Saussure, Chomsky
membuat distingsi dengan membagi competence dan performance. Meski berbeda
istilah namun secara konsep sebenarnya similar. Competence "what a speaker
intuitively knows about his language" dan performance "what he does
when he actually uses his language (dalam Robins, 1989:45)." Konsep
Competence-nya Chomsky tidak jauh berbeda dengan langue-nya
Sauusure begitu pula performence tidak lain adalah parole.
Langue merupakan bahasa sebagai objek sosial yang murni dan dengan demikian
keberadaannya diluar indifidu, sebagai seperangkat konvensi-konvensi sistemik
yang berperan penting dalam komunikasi. Langue merupakan sistem sosial yang
otonom, yang tidak bergantung kepada materi-tanda-tanda pembentuknya. Sebagai
sebuah institusi sosial, langue bukan sama sekali sebuah tindakan dan tidak
bisa pula dirancang atau diciptakan atau diubah secara pribadi, karena pada
hakikatnya langue merupakan kontrak kolektif yang sungguh-sungguh harus
dipatuhi bila kita ingin berkomunikasi, singkat kata langue adalah bahasa dalam
wujudnya sebagai suatu sistem.
Disamping sebagai sebuah institusi sosial, langue juga sekaligus merupakan
sistem nilai. Bila sebagai suatu sistem sosial, langue pada dasarnya merupakan
kontrak kolektif yang harus diterima secara menyeluruh bila kita hendak
berkomunikasi. Karena demikian, langue tersusun atas sejumlah elemen yang
sekaligus ekuivalen dari kuantitas benda-benda dan terma-terma yang berfungsi
lebih luas didalam sebuah tatanan referenssial. Dipandang dari sisi ini, sebuah
tanda dapat diumpamakan seperti keping uang logam (koin) yang bernilai sejumlah
barang tertentu-sehingga dengan demikian dapat dibelanjakan- tetapi juga
memiliki nilai dalam kaitannya dengan koin-koin yang lain.
Berkebalikan dengan langue, pareole merupakan
bagian dari bahasa yang sepenuhnya individual. Parole dapat dipandang,
pertama-tama, sebagai kombinasi yang memungkinkan subjek (penutur) sanggup
menggunakan kode bahasa untuk mengungkapkan pikiran pribadinya. Disamping itu,
ia juga dapat dipandang sebagai mekanisme psiko-fisik yang memungkinkan subjek
menampilkan kombinasi tadi. Aspek kombinatif ini mengimplikasikan bahwa parole
tersusun dari tanda-tanda yang identik dan senantiasa berulang. Karena
merupakan aktivitas kombinatif maka parole terkait dengan penggunaan indifidu
dan bukan semata-mata bentuk kreasi. Singkatnya, parole merupakan penggunaan
aktual bahasa sebagai tindakan individu-individu.
Langue adalah cabang linguistik yang menaruh perhatian pada
tanda-tanda (sign) bahasa atau ada pula yang menyebutnya
sebagai kode-kode (code) bahasa. Termasuk dalam tanda bahasa
atau kode ini adalah apa yang oleh para ahli disebut fonem, yaitu
satuan bunyi terkecil yang berfungsi untuk membedakan arti. Misalnya dalam
bahasa Arab dikenal kata “ ولد “
yang artinya berbeda dengan kata “ بلد “,
karena yang diletakkan di awal kata adalah fonem / وَ / dan bukan fonem / بَ /. Selain itu, termasuk dalam tanda bahasa
juga apa yang disebut dengan morfem, yaitu satuan bentuk
bahasa terkecil yang mempunyai makna relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas
bagian bermakna yang lebih kecil.
Begitulah, kalau langue mempunyai
objek studi sistem atau tanda atau kode, maka parole adalah living
speech, yaitu bahasa yang hidup atau bahasa sebagaimana terlihat dalam
penggunaannya. Kalau langue bersifat kolektif dan pemakaiannya
“tidak disadari” oleh pengguna bahasa yang bersangkutan, makaparole lebih
memperhatikan faktor pribadi pengguna bahasa. Kalau unit dasar langue adalah
kata, maka unit dasar parole adalah kalimat.
Kalau langue bersifat sinkronik dalam arti tanda atau
kode itu dianggap baku sehingga mudah disusun sebagai suatu sistem, maka parole boleh
dianggap bersifat diakronik dalam arti sangat terikat oleh dimensi waktu saat
terjadi pembicaraan. Keterikatan dengan dimensi waktu berhubungan pula dengan
persoalan arti. Misalnya dalam pembicaraan sehari-hari, meskipun kalimat
disusun berdasarkan gramatika, tetapi arti kalimat itu sendiri timbul karena
pendengar juga melihat mimik pembicara yang tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaannya.
Umpamanya, seperti contoh
berikut. Dua orang ibu Jawa berjalan bersama, sepulang arisan. Seorang ibu yang
kebetulan letak rumahnya lebih dekat dan tiba lebih dahulu, berkata “mari
mampir”. Dalam kondisi seperti ini, ibu kedua menjawab, “terima kasih, lain
kali”. Apa yang hendak diperlihatkan di sini adalah “mari mampir” sebenarnya
tidak menyilakan singgah seperti yang diperlihatkan oleh sistem gramatikanya,
tetapi sesuai dengan pengguna bahasa tersebut, kalimat itu hanya berarti
basa-basi pergaulan saja. Makna kalimat menurut pengertian seperti yang
dicontohkan terakhir inilah yang menjadi perhatian dari parole. Berkenaan
dengan istilah langue dan parole ini, dapat
dijelaskan secara lebih sederhana, langue adalah abstraksi dan
artikulasi bahasa pada tingkat sosial budaya, sedangkan parole merupakan
ekspresi bahasa pada tingkat individu”.
Menurut Saussure, langue bukanlah
kegiatan penutur, langue merupakan produk yang direkam
individu secara pasif. Sebaliknya, parole adalah suatu
tindakan individual dari kemauan dan kecerdasannya. Langue adalah
suatu benda tertentu di dalam kumpulan heteroklit peristiwa-peristiwa langage. Dia
adalah bagian sosial dari langage, berada di luar individu,
yang secara mandiri tidak mungkin menciptakan maupun mengubahnya. Langue hanya
hadir sebagai hasil semacam kontrak di masa lalu di antara para anggota
masyarakat.
Pembagian tersebut kemudian
dengan sendirinya memunculkan sestem pertalian yang tidak dapat terlepas lagi
antara individu sebagai pihak pengujar dan bahasa sebagai tempat bersemayamnya
jutaan tanda yang siap diambil oleh individu dalam
berkomunikasiarbitrary
bahasa (kesewenang-wenangan bahasa), yakni keadaan dimana bahasa
menjadi hakim bagi tiap-tiap individu yang akan mewajibkan kepada siapa saja
yang akan berkomunikasi untuk memilih salah satu diantaranya sebagai tanda yang
mewakili pikirannya, dan tidak ada pilihan lain selain tanda-tanda tersebut.
Kenapa demikian? Karena bahasa tersusun secara mandiri oleh kesepakatan umum,
dan tidak akan menjadi bahasa, segala sesuatu yang belum pernah tersepakati. Tidak
mungkin seseorang yang akan menyebut sesuatu yang manis, bulat, berwarna merah,
serta enak rasanya, yang oleh khalayak biasa disebutapel dengan
sebutan ipul. Begitu juga sebaliknya, tiap-tiap individu
berkesempatan bebas untuk memakai tanda-tanda yang sudah tersepakati tersebut
untuk menjadi sebuah bentuk ujaran yang akan menandai tiap-tiap impresi
mentalnya ketika sedang berkomunikasi. Andaikan saja bahawa bahasa itu sebagai
sebuah kamus raksasa dalam otak tiap-tiap individu yang didalamnya terdapat jutaan
kata-kata, siapapun bebas memilih kata apa saja, yang penting masih dalam kamus
raksasa tersebut.○
esuatu yang menarik adalah dapat
dipahaminya tiap-tiap tanda yang ada dalam sistem kebahasaan
tersebut, siapapun orangnya akan memahami tanda-tanda yang telah tersepakati
tersebut, namun apa sebenarnya yang menjadikan tanda tersebut
dapat terpahami? Saussur mendapati bahwa tanda-tanda tersebut dapat dipahami
karena keberbedaan tiap-tiap tanda tersebut, seandainya
tanda-tanda tersebut tidak berbeda makan akan individu akan susah memahaminya.
Hal ini yang kemudian oleh Saussur disebut dengan hukum keberbedaan tanda,
dimana sistem operasi bahasa tersusun secara sistematis dan tidak centang
perenang karena keberbedaan tiap-tiap tanda yang tersususun di
dalamnya.
Pemahaman tentang parole,langue, langage yaitu
- · Parole Merupakan objek yang kongkrit bagi ahli linguistik, kajian terhadap parole dilakukan untuk mendapatkan kaidah-kaidah suatu langue.
- · Langue Merupakan objek yang abstrak karna langue berwujud suatu sistem suatu bahasatertentu secara keseluruhan.
- · Langage Merupakan objek yang paling abstrak karna ia berwujud sistem bahasa secara universal.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus